Pesta Perak PMKRI Bengkulu, Mau Apa?

Setelah sekian lama, ini kali pertama 'kembali' ke PMKRI

Sungguh tak terlintas di benak saya bahwa PMKRI Cabang Bengkulu akan berusia 25 tahun di 9 Mei 2018. Mungkin karena sudah tak 'segarang' dulu ketika aktif sebagai anggota biasa dan pengurus harian, maka usia organisasi yang menjadi rumah kedua semasa mahasiswa ini luput dari perhatian saya.

Sejak kapan saya menjadi kurang perhatian? Saya pun tak ingat persis. Tapi rasanya bukan kurang perhatian, saya kira memang tak ada kesempatan yang cukup luas untuk melampiaskan kerinduan yang lama terpendam.

Atau secara tak sadar, saya memang harus membiarkan organisasi ini dijalankan oleh generasi penerus seturut jamannya sendiri. Saya yakin, kalau tak mengambil jarak, saya bisa saja lupa bahwa saya sudah lagi tak lagi mahasiswa. Sudah tak lagi muda. Sudah tak lagi punya banyak tenaga untuk berlama-lama bercengkerama tentang apa saja.

Hingga di satu masa dimana saya merasa organisasi ini tak menapak seturut jejak yang dirintis generasi pendahulu. Saya merangkum perkembangan lewat lantun narasi berita di media massa, namun PMKRI justru tenggelam dalam laku kapitalisasi.

Saya mungkin keliru karena tak menelisiknya lebih jauh. Hanya dari sumber-sumber yang saya pandang tak punya tendensi apa-apa, kecuali melontarkan kegelisahan semata. Tapi silakan koreksi jika opini saya tak senyata adanya.

Maka ketika kini ada rencana menggelar hajat perayaaan usia perak, saya belum bisa membayangkan bagaimana rupa perayaan itu nanti. Apa kemasan acaranya? Apa yang paling relevan? Apa yang pantas kita rayakan?

Ajakan membuat buku my bro, saudara-ku Agung Dolok Samosir, saya sambut baik. Tapi, saya kembali menguji, buku apa yang pantas? Buku tentang apa yang sepatutnya dituliskan kader-kader PMKRI?

Barangkali saya terlalu berharap banyak, ber-ekspektasi tinggi.

Secara konkrit saya juga belum punya usul. Saya masih menghitung peristiwa-peristiwa yang bakal terjadi di bulan Mei 2018 dan relevansinya dengan Pesta Perak PMKRI itu.

Di antara peristiwa itu adalah tahapan Pemilu 2019 dan Pilwakot Bengkulu. Agenda politik itu mungkinkah diabaikan saja?

Tapi saya bukan sedang menggalang persekutuan politik untuk partai atau kandidat tertentu. Saya hanya baru membayangkan positioning PMKRI Bengkulu dan momentum 25 tahun itu.

Wah, sudah pukul 02.33 pagi. Saya berhenti dulu di sini.

Andai ada yang turut menulis opini atau apa lah sebutannya, sungguh, hanya itu motivasi tulisan ini. Hihi...yuk, berdiskusi!

(Lebong, 28-12-2017. Ditulis sambil menemani kawan kerja yang lembur bikin laporan keuangan. Ada kopi hitam, martabak yang dingin, dan rokok)

Komentar