Kalau Ada Pilihan Lain, Tambang Tinggal Kenangan

Menyaring bongkahan batu yang sudah dihaluskan di mesin gelundung/dok pribadi

Meski sudah dilakoni sebelum era penjajahan, sesungguhnya mencari uang dengan bekerja di dalam tambang emas tradisional di wilayah Kabupaten Lebong dan sekitarnya saat ini bisa dibilang sebagai pilihan pekerjaan yang tak terhindarkan.

Kalau bisa karena ada pilihan lain yang lebih menjanjikan, merangkak ke perut bumi tidak bakal mereka lakoni lagi; Kalau ada lapangan usaha atau pekerjaan yang lebih aman, mereka tak mungkin pertaruhkan nyawa membelah tanah demi mencari bongkahan batu berisi emas.

Tapi apa mau dikata. Cita-cita dimekarkan menjadi kabupaten agar tingkat kesejahteraan rakyatnya membaik, dengan sangat menyesal, bisa dibilang belum terwujud hingga usia pemekaran kabupaten ini mencapai 12 tahun (2003-2018).

Data jumlah penambang emas tradisional memang belum pernah lagi saya dapatkan. Namun secara kasat mata, aktivitas pertambangan kini bisa dengan sangat mudah dijumpai. Kalau dulu hanya di sekitar lubang atau lokasi tambang, kini sudah menjamur di kawasan-kawasan pemukiman.

Suara gelundung yang diputar kincir bertenaga listrik adalah pemandangan umum di belakang rumah warga. Pemiliknya tak cuma pelaku pertambangan, tapi mereka yang punya modal alias uang. Yang terakhir ini membeli bongkahan batu yang baru dikeruk dari lubang lalu menyaringnya dengan harapan dapat emas.

(Bersambung...)



Komentar