![]() |
Jalan Atas Tebing-Giri Mulya di kawasan Bukit Resam, Sabtu (2/12/2018) /dok pribadi |
Bisa melihat jalan Lebong-Bengkulu Utara, utamanya di kawasan Bukit Resam, hitam mulus dihotmix seperti saat ini adalah harapan yang sudah lama. Tentu sejak jalan ini awalnya dibuka. Tetapi tuntutan agar jalan ini mulus, tidak berlobang terasa menguat sejak 15 tahun terakhir, seiring makin tingginya mobilitas warga termasuk aparatur pemeritah yang melintasinya.
Saya ingat kala pertama kali melalui jalan ini. Pada sekitar Mei 2006. Dengan mengendarai sepeda motor Suzuki Shogun 125 cc saya, jalan sepanjang sekitar 9 kilometer itu saya tempuh hampir satu jam. Bandingkan kini yang bisa ditembus paling lama 15 menit!
Kurun 2006-2010, sebagai jurnalis saya beberapa kali memberitakan kondisi jalan ini. Mulai dari kondisinya yang makin hari makin rusak dan bencana tanah longsor di sekitarnya sampai pada sentuhan proyek pembangunan pemerintah provinsi Bengkulu--karena ini jalan provinsi.
Pada kurun 2006-2010, urusan jalan ini pasang surut di pemberitaan media (koran). Saat akan ada kunjungan kerja Gubernur Bengkulu apalagi pejabat pemerintah pusat ke Kabupaten Lebong, saat itulah berita kondisi jalan kami angkat lagi. Kerap begitu sampai ada tindakan konkrit memperbaikinya.
Namun meski terbilang rutin diekspos, sampai dua kali Pemilukada, kondisi jalan begitu-begitu saja. Tambal sulam atau sekedar dipoles seadanya pada bagian yang rusak-rusak agar pejabat penting yang datang tidak merasa terusik kenyamanannya.
Masa Gubernur Agusrin- Wagub Syamlan (2005-2010), jalan belum mulus. Kondisinya tetap sama ketika Agusrin kembali memimpin dengan pasangannya Junaidi (2010-2015). Meski kepemimpinan Agusrin berakhir sebelum habis periode gegara kasus korupsi, di masa Junaidi Hamsyah yang menggantikannya, jalan Lebong-BU di Bukit Resam itu tetap tak kunjung mulus.
Era Dua RM
Bisa dibilang kondisi infrastruktur menjadi salah satu komoditas politik dalam kampanye. Itu juga isu yang dimainkan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti-Rohidin Mersyah pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bengkulu Tahun 2015. Janji politik itu termasuk jalan mulus.
Setelah memenangkan Pemilihan, duo RM memang menepati janji kampanye itu. Alokasi dana APBD Provinsi Bengkulu memang digelontorkan untuk meningkatkan jalan Lebong-BU (Atas Tebing-Giri Mulya). Sejak 2016 misalnya proyek infrastruktur memang digenjot. Tak cuma jalan Atas Tebing-Giri Mulya, tapi Muara Aman-Curup, dan sejumlah ruas jalan di Kabupaten Bengkulu Selatan.
Sayang, Ridwan Mukti tersangkut perkara hukum. Mantan Bupati Musi Rawan yang akrab disapa RM itu ditetapkan tersangka setelah diperiksa pasca operasi tangkap tangan (OTT) KPK yang menjaring Lily, sang istri. OTT itu juga menjerat dua kontraktor yang sebenarnya menjadi pihak ketiga dalam proyek jalan di Lebong dan Bengkulu Selatan.
Kini setelah RM dinyatakan resmi bersalah dan harus menjalani hukuman pidana penjara, kondisi jalan Atas Tebing-Giri Mulya sudah mulus. Tahun 2018 ini adalah kali pertama saya bisa menikmati jalan ini tanpa ada lobang. Benar-benar mulus.
"Jalan ini mulus berkat Ridwan Mukti," begitu kira-kira pujian sejumlah sopir angkutan yang saya tumpangi saban akhir pekan melintasi jalan ini. Sayang, saya juga belum bisa menikmatinya di atas laju kuda besi seperti kali pertama 2006 lalu.
Komentar
Posting Komentar