Mengawal Aspirasi...



Maret 2019. Ini sudah masuk pekan pertama di bulan ketiga dalam tahun ini. Jumlah masa saya mengemban tugas sebagai aparatur negara di salah satu kantor kecamatan. Jika dihitung masa abdi, ini sudah lima tahun 11 bulan. Bulan depan pas enam tahun. Semoga Allah, Tuhan YME berkenan...

Soal masa kerja, pada satu titik saya telah menuntaskan surat perjanjian yang pernah saya teken di masa melamar profesi ini. Inti perjanjian itu bersedia bertugas alias tak pindah ke daerah lain selama lima tahun sejak lulus.

Syukurlah, saya tak masuk orang2 yang pernah saya kritisi semasa aktif sebagai wartawan. Satu babak sudah saya taklukkan...

Kini, saya seolah dibawa kembali melihat lingkungan sekitar yang selama ini saya abaikan. Selama lima tahun terakhir, saya mengasingkan diri dalam ruang penat. Berkutat pada simbol-simbol nyawa bernama data. Saya jibaku menata tapi tak kentara mengenal mereka.

Tapi menyendiri selama itu telah menolong saya bisa segera mampu menyesuaikan diri di lingkungan yang baru ini. Saya perlu membongkar materi pengetahuan yang ter-asa puluhan tahun silam. Mereka saya butuhkan sekarang. Ya, ilmu-ilmu tentang organisasi, tentang empowerment, tentang menjadi kreatif, tentang demokrasi, tentang civil society, tentang peduli lingkungan, tentang HAM, tentang pembangunan, dan tentang segala macam yang adalah keseharian.

Saya juga harus menularkan pengetahuan tentang tertib dalam administrasi, tentang pemanfaatan kemajuan teknologi dan informasi, tentang aparatur yang mesti cakap literasi. Berjuang lagi membangun kesadaran bersama melawan manipulasi dan korupsi..

Entah kebetulan atau memang sudah panggilan sejarah, saya memulainya tepat dengan mengawal proses perencanaan pembangunan desa, lalu ke tingkat kecamatan, di tingkat para pemangku kebijakan, dan semoga bisa sampai ke tingkat kabupaten.

Saya sesungguhnya penasaran mengapa ada banyak kebutuhan di akar rumput yang sudah dirumuskan dalam Musrenbang Desa dan Musrenbang Kecamatan bisa-bisanya tak muncul dalam dokumen anggaran. Kalau satu dua tahun tak muncul, kita tarik napas aja dulu. Tapi kalau bertahun-tahun juga tak dikabulkan, what's wrong??

Saya positif thingking saja lah. Setidaknya karena saya sudah mendengar komitmen sejumlah pemangku yang mau mengawal aspirasi bottum up itu secara sungguh-sungguh. So, kita tunggu....

Komentar