Sepak Bola dan Karakter Kepemimpinan

ilustrasi/kredit foto: bola.com


PERMAINAN sepak bola tak sekedar olah si kulit bundar di lapangan hijau. Olahraga sejagad ini bisa juga mencerminkan sifat,  sikap atau karakter kepemimpinan seseorang, yakni sang pemain. Sebab setiap posisi dalam permainan sepak bola yang berbeda-beda itu menuntut skill yang juga beda dan khas.

Di lapangan hijau ada pemain yang diberi tugas sebagai kiper, ada dua back sayap, seorang libero, dua wings, seorang play maker, stoper, dan sejumlah penyerang. Lalu salah satu di antaranya juga diberi kepercayaan sebagai kapten kesebelasan.

Mari kita mulai dari barisan belakang. Seorang kiper atau penjaga gawang bisa jadi punya karakter seorang pemimpin di belakang layar. Ia tak mau terlalu banyak hadir di muka, di tengah-tengah banyak orang. Namun ia siap menjadi orang yang paling akhir menjaga pertahanan agar sebuah tim tidak kalah.

Maju sedikit ada libero atau back tengah. Biasanya sosok libero punya karakter kuat sebagai seseorang yang tidak suka menyerang. Sebaliknya ia cenderung menunggu dan bertahan jika diserang. Visi bermainnya adalah membuat zona aman di wilayah pertahanan. Namun ia juga bisa mengatur permainan karena aliran bola kerap mengalir dari kakinya sebagai tanda dari mana serangan akan bermula.

Seorang stoper adalah seorang yang tak ingin wilayah permainannya dimasuki lawan. Ia pengacau serangan lawan. Bola yang datang akan dihalau bagaimana pun caranya. Sehingga stoper menjadi pemain yang bakal sering jadi langganan kartu kuning hingga merah.

Kalau dalam kehidupan keseharian, karakter stoper bisa jadi mirip dengan orang yang menggunting pergerakan atau aksi seseorang, sekelompok orang, yang dianggap menjadi ancaman bagi diirnya atau kelompoknya. Stoper bak anjing penjaga yang siap pasang badan bagi tuan atau grupnya.

Dua wings atau pemain sayap punya karakter sebagai penyerang. Tugas utamanya bukan membobol gawang lawan. Ia punya tugas memberi umpan matang kepada striker agar bola bisa dilesatkan dan jadi gol. Akurasi umpan menjadi kemampuan khas yang harus dikuasai wings.

Dalam keseharian, boleh jadi seorang wings ini lebih suka melempar isu atau wacana. Atau memberi bahan-bahan siap masak untuk dituntaskan orang lain.

Seorang striker atau penyerang utama adalah orang dengan karakter berani tampil di depan. Siap fight dengan stoper dan libero lawan yang tak mau wilayah permainannya diobrak-abrik.

Seorang striker tak ubahnya vokalis dalam sebuah grup atau band musik. Ia suka jadi sorotan, suka sanjungan. Dalam banyak contoh, striker juga kerap jadi sosok banyak gaya, banyak ulah. Pun juga kaya prestasi sebagai pribadi.

Pemain yang mengatur ritme, mensuplai bola ke wilayah lawan dan memberi umpan matang yang potensial mengancam pertahanan lawan biasanya juga diberi tugas memimpin tim di lapangan. Mandat itu tak lepas dari kelebihannya. Baik skill maupun visi bermain sebagaimana diharapkan pelatih. Itulah playmaker alias gelandang.

Seorang playmaker dituntut menjembatani agar bola dari belakang bisa disalurkan ke kawan di depan dan hasilkan gol. Playmaker tak boleh egois. Meski dia kapten atau pemimpin di lapangan saat bermain, ia tak boleh mendominasi semua bola mati atau finalty.

Playmaker harus juga bisa memberi peran dan kesempatan kepada pemain lain untuk menunjukkan kompetensinya. Bagi playmaker, kemenangan tim di atas kesenangan atau kesuksesan pribadi mesti jadi prinsip bermainnya.

Sebagaimana sifat manusia yang bisa berubah, posisi bermain seseorang di lapangan sepak bola juga bisa bergeser. Pergeseran itu bisa jadi karena dipaksa kondisi atau karena kebutuhan skema permainan tim. Bisa juga lantaran kecenderungan plus kemampuannya yang berkembang.

Misalnya seorang yang mulanya di posisi libero bisa berubah jadi gelandang serang bahkan playmaker sekalipun. Atau yang biasa main sebagai sayap atau wings kemudian pindah ke tengah menjadi striker utama.

Seorang kiper juga bisa memimpin kawan-kawannya sebagai kapten. Status kapten juga bisa disandang seorang back. Mandat kapten diberikan karena dia dianggap mampu memimpin yang lain dan mampu menterjemahkan strategi permainan yang diinginkan pelatih. 

Di luar lapangan, seorang yang biasa bermain di belakang layar bisa merasa perlu sekali-kali tampil di depan layar. Membuka jati dirinya. Atau seorang yang biasa tampil di depan merasa sudah harus mundur ke belakang. Memberi kesempatan yang lain untuk tampil. Atau seorang yang biasa mengatur permainan yang sadar batas kemampuan umur harus pensiun dan berganti peran menjadi pelatih.

Anda suka bermain sepak bola? Dimana posisi Anda?

Komentar